Senin, 05 Januari 2015

Kau Ditakdirkan Untukku



Assalāmu’alaikum…  aku mau lanjut dari postingan sebelumnya,  lama juga gak nulis, baru ada waktu karena baru beres UAS sodara-sodarahh. *sok sibuk banget ya :D . Oke, kali ini mau curcol waktu  hidupku sampai pada masa-masa gaslaw. *galau maksudnaa… iya, itu masa es em a ku, yang mana banyak orang menganggap masa itu indah dengan adanya berbagai macam kisah cinta, jadian, pacaran, TTM, “ngeceng”, de es be. Saya sih galau juga, tapi galau yang berkualitas ceman-ceman. :D emang ada ya?? ada dongs. Galaunya karena memikirkan masa depan. Galau memikirkan mau dibawa kemana hubungan ini? Ups.

Waktu kelas 1 guru BP aku nanya di kelas, siapa yang mau melanjutkan ke jenjang yang lebih serius. Ish.. Maaf, maksudnya melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi kalo udah lulus SMA nanti. Hampir semua menjawab mau. Termasuk aku. Tapi lagi-lagi masalah si Rupiah yang ada di pikiranku. Mama aku udah bilang keberatan kalau harus membiayai kuliah. Tapi aku tetap punya keyakinan kalau aku bisa kuliah. ^^

Melalui guru BP ku Allah memberi jalan keluar, beliau memberitahu bahwa kakak kelas ku bisa kuliah tanpa membayar biaya kuliah dan mendapatkan uang saku. Namanya beasiswa Bidikmisi. Beasiswa ini dari pemerintah ditujukan kepada siswa yang mempunyai kemauan untuk kuliah tetapi terkendala biaya.Ketika itu aku berencana untuk mendaftar lewat jalur PMDK (sekarang SNMPTN). Yaitu seleksi masuk perguruan tinggi tanpa tes, melainkan menggunakan nilai raport. Dari sini semangat ku mulai berkibar. hehe.

Kelas 2 SMA aku diberi formulir untuk memilih jurusan ke beberapa perguruan tinggi yang diminati. Kawan-kawan sekelasku kebanyakan memilih yang sesuai dengan jurusannya  di SMA yaitu di bidang MIPA, aku sih gak berani milih yang gituan. wkwkwk.. aku memang kurang ahli dalam bidang perhitungan, tak sanggup dengan segala kepaciweuhannya. Bwahaha :D.. Sejak SMP aku bercita-cita menjadi guru. Akhirnya aku memutuskan untuk memilih Pendidikan Bahasa Inggris dan Pendidikan Agama Islam di UIN Bandung. Gak tau kenapa sodara-sodara, aku terobsesi sekali untuk kuliah di UIN Bandung  Tapi guru BP ku sedikit protes. Beliau menyarankan aku untuk memilih satu perguruan tinggi lagi. Bingung, bingung ku memikirnyaaa..  Kemudian aku meminta saran dan berkonsultasi dengan mamaku. Beliau menyarankan UPI menjadi pilihan pertama. Karena jaraknya terhitung dekat dari rumah. Hanya butuh 1 jam untuk sampai disana. Seketika hatiku tidak menerima. Bukan apa-apa, aku hanya merasa minder kalo harus daftar ke UPI. *Meloww deh.

Akhirnya aku menuruti perkataan mamaku. Aku merubah apa yang semula aku isikan di formulir. Pilihan pertama menjadi UPI dengan Pendidikan Bahasa Inggris. Permasalahan baru muncul, aku bingung memilih program studi kedua di UPI. Setelah aku bertanya ke Aa Google, akhirnya aku sedikit mendapat pencerahan dan sekaligus merasa aneh.  “Kok di UPI ada Prodi IPAI (Ilmu Pendidikan Agama Islam) ya? Sejak kapan?” Ah, yasyudahlah.. tanpa melanjutkan kebingunganku, aku memilih prodi IPAI menjadi pilihan kedua di UPI. Kemudian aku hanya memilih Pendidikan Bahasa Inggris di UIN Bandung.

Kelas 3 SMA kegaslawan ku semakin mencuat ke permukaan.. :D Ada dua hal yang membuatku khawatir yaitu Ujian Nasional dan SNMPTN. huuaaa :’( Semester terakhir di SMA aku sibukkan dengan belajar untuk UN dan mondar-mandir ruang BP. Bukan karena banyak kasus loh ya. Itu tadi, aku cari-cari info dan melengkapi berkas-berkas persyaratan untuk daftar online SNMPTN. Aku terlebih dahulu mendaftar Bidikmisi. Tapiiiii ada satu masalah lagi yang bener-bener buat aku putus nyambung. *halaahh.. putus asa maksudnya. Ternyata eh  ternyata UIN tidak membuka Bidikmisi terlebih dahulu. UIN memang mempunyai prosedur sendiri untuk merekrut mahasiswa bidikmisi. Yaitu setelah SNMPTN, SBMPTN, dan UM selesai, barulah dibuka pendaftarannya. Karena aku sudah terlanjur cinta. eh, terlanjur mendaftar bidikmisi di awal maksudnyee. Aku harus merubah pilihanku kembali. Setelah nanya sana-sini akhirnya ku labuhkan pilihan terakhirku di IPB departemen Ilmu Keluarga Konsumen (IKK). Mamaku kurang setuju, karena tak sanggup melepasku sejauh itu :D Jadi sodara-sodara hasil akhirnya adalah aku tetap istiqomah dengan pilihan pertama di UPI dan berubah dengan pilihan kedua adalah IPB. Berkas-berkas dan formulir pendaftaran sudah ku kirimkan lewat online.

 Singkat cerita aku selesai mengikuti UN. Ada dua hal yang membuatku H2C alias harap-harap cemas. Yaitu Hasil UN dan hasil SNMPTN. 

20 Mei 2014
Hasil UN akhirnya diumumkan. Aku lulus, namun hasil ujianku kurang memuaskan caman-ceman L  terutama Matematika dan Fisika… Ampun deh sama yang dua itu. Namun aku tetap bersyukur, karena itulah kemampuanku.

Tepat sepekan setelah pengumuman UN, yaitu 27 Mei 2014 saatnya diumumkan hasil SNMPTN melalui online .Sengaja ku pasang alarm di hp jam 12 malam di tanggal 27, karena menurut informasi yang beredar hasilnya sudah ada. Ketika aku lihat di web ternyata hasilnya belum di upload. Yaudah sih, tidur aja lagi. Keesokan harinya barulah aku paciweuh sms sana-sini, buka web ini itu. Tapi masih nihil. Menurut informasi hasilnya selesai diupload jam 12 siang. Yasudah kesabaranku masih diuji. Daripada cemas ga jelas, aku sedikit merefresh pikiranku dengan berselancar santai di media social. Kira-kira jam 8 pagi sahabatku putri, dia memberitahuku lewat sms kalau UPI sudah mengupload di webnya siapa saja yang berhasil diterima. Dan sohibku ini berhasil masuk di prodi Pendidikan Bahasa Inggris . Aku cari-cari di twitter akhirnya aku menemukan linknya untuk membuka hasil tersebut. Badanku terasa menggigil *lebay :p tanganku bergetar mengetik username dan password di hp ku. Daaaaaannnn anda tahu sodara-sodara?  hasilnya apa? Di web tertulis kurang lebih seperti ini 

Selamat, nomor peserta 4140003907 dan NISN 9960361850 asal sekolah SMAN 1 JALANCAGAK dinyatakan lulus pada Program Studi ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


 ALLAHU AKBAR !!! Allah menunjukan kekuasaannya. Tak ada yang tak mungkin jika Dia sudah berkehendak. Yā Jabbār aku yakin ini semua murni atas kekuasaan-Mu. Aku memanggil mama dan memberitahunya. Beliau seketika meneteskan air mata bahagia. Nenekku juga ikut menangis dan mencium keningku. Tanpa disadari air mataku pun ikut menetes.
Sekitar 1 bulan setelah itu, aku dinyatakan lolos sebagai mahasiswa penerima Bidikmisi. Yang artinya aku tidak perlu membayar uang kuliah,  aku pun mendapat uang saku untuk biaya hidup selama kuliah. “Maka nikamat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

Saat ini aku sudah resmi tercatat sebagai mahasiswa IPAI UPI 2014. Aku merasa nyaman dan  bahagia bisa bergabung disini. Aku belajar bagaimana menjadi pribadi yang baik di dunia dan akhirat. Walaupun IPAI adalah pilihan keduaku ketika memilih prodi, tetapi ini adalah pilihan Allah yang terbaik untukku.

IPAI kau ditakdirkan untukku :*




Tidak ada komentar:

Posting Komentar