Assalāmu’alaikum… aku mau lanjut dari postingan sebelumnya, lama juga gak nulis, baru ada waktu karena
baru beres UAS sodara-sodarahh. *sok sibuk banget ya :D . Oke, kali ini mau
curcol waktu hidupku sampai pada
masa-masa gaslaw. *galau maksudnaa… iya, itu masa es em a ku, yang mana banyak
orang menganggap masa itu indah dengan adanya berbagai macam kisah cinta,
jadian, pacaran, TTM, “ngeceng”, de es be. Saya sih galau juga, tapi galau yang
berkualitas ceman-ceman. :D emang ada ya?? ada dongs. Galaunya karena
memikirkan masa depan. Galau memikirkan mau dibawa kemana hubungan ini? Ups.
Waktu kelas 1 guru BP
aku nanya di kelas, siapa yang mau melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.
Ish.. Maaf, maksudnya melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi kalo udah lulus
SMA nanti. Hampir semua menjawab mau. Termasuk aku. Tapi lagi-lagi masalah si
Rupiah yang ada di pikiranku. Mama aku udah bilang keberatan kalau harus
membiayai kuliah. Tapi aku tetap punya keyakinan kalau aku bisa kuliah. ^^
Melalui guru BP ku
Allah memberi jalan keluar, beliau memberitahu bahwa kakak kelas ku bisa kuliah
tanpa membayar biaya kuliah dan mendapatkan uang saku. Namanya beasiswa
Bidikmisi. Beasiswa ini dari pemerintah ditujukan kepada siswa yang mempunyai
kemauan untuk kuliah tetapi terkendala biaya.Ketika itu aku berencana untuk
mendaftar lewat jalur PMDK (sekarang SNMPTN). Yaitu seleksi masuk perguruan
tinggi tanpa tes, melainkan menggunakan nilai raport. Dari sini semangat ku
mulai berkibar. hehe.
Kelas 2 SMA aku diberi
formulir untuk memilih jurusan ke beberapa perguruan tinggi yang diminati. Kawan-kawan
sekelasku kebanyakan memilih yang sesuai dengan jurusannya di SMA yaitu di bidang MIPA, aku sih gak
berani milih yang gituan. wkwkwk.. aku memang kurang ahli dalam bidang
perhitungan, tak sanggup dengan segala kepaciweuhannya.
Bwahaha :D.. Sejak SMP aku bercita-cita menjadi guru. Akhirnya aku
memutuskan untuk memilih Pendidikan Bahasa Inggris dan Pendidikan Agama Islam
di UIN Bandung. Gak tau kenapa sodara-sodara, aku terobsesi sekali untuk kuliah
di UIN Bandung Tapi guru BP ku sedikit
protes. Beliau menyarankan aku untuk memilih satu perguruan tinggi lagi.
Bingung, bingung ku memikirnyaaa..
Kemudian aku meminta saran dan berkonsultasi dengan mamaku. Beliau
menyarankan UPI menjadi pilihan pertama. Karena jaraknya terhitung dekat dari
rumah. Hanya butuh 1 jam untuk sampai disana. Seketika hatiku tidak menerima.
Bukan apa-apa, aku hanya merasa minder kalo harus daftar ke UPI. *Meloww deh.
Akhirnya aku menuruti
perkataan mamaku. Aku merubah apa yang semula aku isikan di formulir. Pilihan
pertama menjadi UPI dengan Pendidikan Bahasa Inggris. Permasalahan baru muncul,
aku bingung memilih program studi kedua di UPI. Setelah aku bertanya ke Aa
Google, akhirnya aku sedikit mendapat pencerahan dan sekaligus merasa aneh. “Kok di UPI ada Prodi IPAI (Ilmu Pendidikan
Agama Islam) ya? Sejak kapan?” Ah, yasyudahlah.. tanpa melanjutkan
kebingunganku, aku memilih prodi IPAI menjadi pilihan kedua di UPI. Kemudian
aku hanya memilih Pendidikan Bahasa Inggris di UIN Bandung.
Kelas 3 SMA kegaslawan
ku semakin mencuat ke permukaan.. :D Ada dua hal yang membuatku khawatir yaitu
Ujian Nasional dan SNMPTN. huuaaa :’( Semester terakhir di SMA aku sibukkan
dengan belajar untuk UN dan mondar-mandir ruang BP. Bukan karena banyak kasus
loh ya. Itu tadi, aku cari-cari info dan melengkapi berkas-berkas persyaratan
untuk daftar online SNMPTN. Aku terlebih dahulu mendaftar Bidikmisi. Tapiiiii ada
satu masalah lagi yang bener-bener buat aku putus nyambung. *halaahh.. putus
asa maksudnya. Ternyata eh ternyata UIN
tidak membuka Bidikmisi terlebih dahulu. UIN memang mempunyai prosedur sendiri
untuk merekrut mahasiswa bidikmisi. Yaitu setelah SNMPTN, SBMPTN, dan UM
selesai, barulah dibuka pendaftarannya. Karena aku sudah terlanjur cinta. eh, terlanjur
mendaftar bidikmisi di awal maksudnyee. Aku harus merubah pilihanku kembali.
Setelah nanya sana-sini akhirnya ku labuhkan pilihan terakhirku di IPB
departemen Ilmu Keluarga Konsumen (IKK). Mamaku kurang setuju, karena tak
sanggup melepasku sejauh itu :D Jadi sodara-sodara hasil akhirnya adalah aku
tetap istiqomah dengan pilihan pertama di UPI dan berubah dengan pilihan kedua
adalah IPB. Berkas-berkas dan formulir pendaftaran sudah ku kirimkan lewat
online.
Singkat cerita aku selesai mengikuti UN. Ada
dua hal yang membuatku H2C alias harap-harap cemas. Yaitu Hasil UN dan hasil
SNMPTN.
20 Mei 2014
Hasil UN akhirnya
diumumkan. Aku lulus, namun hasil ujianku kurang memuaskan caman-ceman L terutama Matematika dan Fisika… Ampun deh
sama yang dua itu. Namun aku tetap bersyukur, karena itulah kemampuanku.
Tepat sepekan setelah
pengumuman UN, yaitu 27 Mei 2014 saatnya diumumkan hasil SNMPTN melalui online .Sengaja
ku pasang alarm di hp jam 12 malam di tanggal 27, karena menurut informasi yang
beredar hasilnya sudah ada. Ketika aku lihat di web ternyata hasilnya belum di
upload. Yaudah sih, tidur aja lagi. Keesokan harinya barulah aku paciweuh sms sana-sini, buka web ini
itu. Tapi masih nihil. Menurut informasi hasilnya selesai diupload jam 12
siang. Yasudah kesabaranku masih diuji. Daripada cemas ga jelas, aku sedikit
merefresh pikiranku dengan berselancar santai di media social. Kira-kira jam 8
pagi sahabatku putri, dia memberitahuku lewat sms kalau UPI sudah mengupload di
webnya siapa saja yang berhasil diterima. Dan sohibku ini berhasil masuk di
prodi Pendidikan Bahasa Inggris . Aku cari-cari di twitter akhirnya aku
menemukan linknya untuk membuka hasil tersebut. Badanku terasa menggigil *lebay
:p tanganku bergetar mengetik username dan password di hp ku. Daaaaaannnn anda
tahu sodara-sodara? hasilnya apa? Di web
tertulis kurang lebih seperti ini
Selamat, nomor peserta 4140003907 dan NISN
9960361850 asal sekolah SMAN 1 JALANCAGAK dinyatakan lulus pada Program
Studi ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Selamat, nomor peserta 4140003907 dan NISN 9960361850 asal sekolah SMAN 1 JALANCAGAK dinyatakan lulus pada Program Studi ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
ALLAHU AKBAR
!!! Allah menunjukan kekuasaannya. Tak ada yang tak mungkin jika Dia sudah
berkehendak. Yā Jabbār aku yakin ini semua murni atas kekuasaan-Mu. Aku memanggil
mama dan memberitahunya. Beliau seketika meneteskan air mata bahagia. Nenekku
juga ikut menangis dan mencium keningku. Tanpa disadari air mataku pun ikut
menetes.
Sekitar 1 bulan setelah
itu, aku dinyatakan lolos sebagai mahasiswa penerima Bidikmisi. Yang artinya
aku tidak perlu membayar uang kuliah,
aku pun mendapat uang saku untuk biaya hidup selama kuliah. “Maka
nikamat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Saat ini aku sudah
resmi tercatat sebagai mahasiswa IPAI UPI 2014. Aku merasa nyaman dan bahagia bisa bergabung disini. Aku belajar
bagaimana menjadi pribadi yang baik di dunia dan akhirat. Walaupun IPAI adalah
pilihan keduaku ketika memilih prodi, tetapi ini adalah pilihan Allah yang
terbaik untukku.
IPAI kau ditakdirkan
untukku :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar